Dream – Banyak orangtua sibuk bekerja dan kurang memperhatikan anak. Saking sibuknya, mereka sering menerima telepon kantor pada akhir pekan bahkan mendadak rapat di hari Minggu.
Belum lagi, lembur harian sehingga harus pulang larut malam, Apalagi jika punya aktif berorganisasi di luar.
Kalau sudah begini, apa bisa meluangkan waktu untuk keluarga? Jawabannya, bisa kok.
Dikutip dari Lifehack, Kamis 15 Februari 2018, pakar psikologi, Magdalena Beattles, memberikan tips cukup efektif dalam membagi waktu antara karier, keluarga, dan kesibukan di luar kantor. Meskipun sibuk berkarier dan menjadi “ aktivis” keagamaan, Beattles tetap bisa meluangkan waktu untuk keluarganya.
“ Saya bisa melakukan semua karena keterampilan mengelola waktu. Keterampilan ini tak bisa sehari semalam dikuasai, tapi perlu waktu untuk belajar dan kepedulian yang tinggi terhadap penggunaan waktu,” kata dia.
Dia punya sepuluh tips manajemen waktu, cocok bagi orangtua yang bekerja. Berikut ini lima di antaranya.
Pertama, Beattles mendorong para orangtua untuk lebih mengetahui apa yang menjadi prioritas mereka. Lebih baik mengelompokkan urusan yang paling dan penting untuk diri sendiri dan keluarga.
Misalnya, jika makan malam lebih penting daripada kumpul-kumpul bareng rekan kantor, sebaiknya pulang lebih awal.
“ Anda juga harus bisa melihat aktivitas mana yang seharusnya dicoret karena bertentangan dengan nilai dan prioritas,” kata dia.
Kedua, jangan terlalu membebani anak. Beattles menyarankan orangtua yang bekerja untuk tidak mengikutsertakan anak-anak di kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
Karena di samping bisa mengurangi waktu keluarga, ekstrakurikuler dapat membuat anak semakin stres. Ajaklah sang anak untuk berkumpul, contohnya dengan bermain bersama.
Beattles mengatakan orangtua sangat ingin anak-anaknya sukses. Tetapi, ada satu hal penting yang tak boleh dilupakan yaitu ikatan orangtua dengan anak.
“ Ikatan ini sangat penting jika Anda tetap menginginkan anak-anak punyak keinginan untuk pulang ke rumah ketika dewasa nantinya. Menjaganya tetap sibuk di luar hanya akan merusak waktu keluarga,” kata Beattles.
Ketiga, tetap beres-beres rumah. Beattles mengatakan orangtua yang bekerja sebaiknya tidak melupakan tugas untuk merawat dan merapikan rumah.
Misalnya, menggantung pakaian bersih di lemari, meletakkan pakaian kotor di bak cucian, serta menempatkan dompet dan kunci mobil di atas meja rias.
Beattles juga menyarankan anak-anak terlibat untuk merawat rumah. Misalnya, merapikan sendiri sepatu, seragam, dan tas yang dipakai untuk sekolah setiba di rumah.
“ Kalau mereka gagal untuk melaksanakan aturan ini, ada konsekuensinya. Bagi anak saya, konsekuensi itu mereka dilarang bermain tablet pada sore hari.” kata dia.
Beattles juga menjelaskan merawat rumah memerlukan keterampilan yang perlu dilatih. “ Tapi jangan menyerah karena Anda punya keluarga yang bisa merawat rumah,” kata dia.
Keempat, sudah banyak orang yang memberikan tekanan kepada diri sendiri dan anak-anak demi taraf hidup yang lebih baik. Memang bagus untuk memiliki standar hidup, namun lebih baik lagi jika orangtua membuang jauh-jauh impian untuk hidup “ sempurna”.
“ Mencoba untuk sempurna ini makan banyak waktu dan tenaga. Kadang-kadang pekerjaan bisa selesai dengan cukup baik jika dikerjakan sesuai dengan kebutuhan,” kata Beattles.
Yang terakhir, Beattles mengatakan orangtua bisa mendelegasikan pekerjaan rumah tangga kepada orang lain. Dia berkata salah satu perbuatan yang paling banyak membuang waktu adalah orangtua yang mencoba melakukan semua pekerjaan.
Anda bisa mendelegasikan pekerjaan rumah tangga kepada orang lain, misalnya kepada anak. Anak-anak bisa diajarkan untuk merapikan tempat tidur, mencuci piring, buang sampah, dan menyapu.
Setelah mengajarkan pelan-pelan, berikanlah tugas-tugas rumah sesuai dengan kemampuan anak. Jangan lupa memberikan hadiah bagi mereka yang bisa merampungkan tugasnya dan sanksi bagi yang mengabaikannya.