Usianya telah memasuki 71 tahun. Namun semangatnya untuk mengajar terus berkobar. Ialah Ilien Halina, dosen senior Departemen Ilmu Hubungan Internasional (HI) Fisipol UGM. Bertempat di ruang 510A, Tim Warta Alumni berkesempatan untuk beranjangsana di sela kegiatan mengajarnya.
Illien telah aktif mengajar sejak tahun 1972 di mana pada saat itu tempat perkuliahan masih bertempat di Pagelaran, Kraton Yogyakarta. Menjadi mahasiswa di Fisipol UGM bukanlah rencana awal Illien. Wanita asli Tasikmalaya tersebut mengakui bahwa dirinya ingin masuk ke Fakultas Ekonomi UGM tetapi kesempatan tersebut tidak berpihak kepadanya. Akhirnya Illien memilih untuk mendaftar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional karena melihat ada kakak sepupunya berkuliah di jurusan yang sama. Selain itu, ia juga memperoleh masukan serupa dari beberapa kakak angkatan.
Di tanah kelahirannya, Tasikmalaya, saat itu belum ada perempuan yang bergelar sarjana. Kesadaran untuk menempuh pendidikan pun masih minim. Illien semakin termotivasi untuk menyelesaikan studinya. Sempat mendapat nilai terbaik di kelas ilmu politik pada tingkat persiapan, membuat Illien semakin termotivasi untuk belajar lebih jauh lagi tentang ilmu HI.
Sebagai seorang wanita, Illien berusaha untuk dapat menyeimbangkan kepentingan keluarga serta keinginannya untuk terus berkarier. Itulah yang menjadi salah satu motivasi Illien menerima tawaran dari Ichlasul Amal untuk mengajar di Fisipol UGM. Sebelumnya, selama setahun setelah lulus sarjana, Illien sempat juga mencoba melamar di berbagai instansi. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Illien pun meneguhkan hati untuk berkarier di Fisipol UGM.
Selama 45 tahun sudah, Illien mengajar di Departemen HI Fisipol UGM. Selama itu juga ia menyaksikan berbagai perkembangan yang dialami Fisipol UGM. Illien pun pernah menjabat sebagai Ketua Departemen HI selama dua periode. Ia menilai Fisipol UGM terus melakukan pengembangan serta perbaikan. Kurikulum 2000 yang menjadi salah satu inovasi yang dibuatnya dan tim jurusan, mendapatkan apresiasi dari Dinas Pendidikan kala itu. Ia pun turut andil dalam mendirikan program studi S2 HI.
Illien melanjutkan, saat ini proses rekrutmen serta pengembangan dosen semakin baik. Kini kesempatan dosen untuk melanjutkan studi ke luar negeri semakin terbuka, begitu pun dengan mahasiswa. Akses pendidikan semakin maju, departemen pun semakin berkembang.
Kepada mahasiswa, Illien berpesan agar terus mengikuti perkembangan ilmu terbaru. Akan tetapi ilmu-ilmu lama pun tetap harus dipelajari karena dapat dijadikan pedoman serta sejarah. Mahasiswa juga harus mampu berbicara, mengungkapkan argumen, mengimplementasikan ide serta kemampuan untuk berdiskusi. Itulah mengapa Illien selalu mendorong mahasiswanya untuk berdiskusi. Bahkan ia memberikan bobot sebesar 25 persen untuk kemampuan diskusi.
Penting juga untuk mahasiswa memiliki kepercayaan diri yang tinggi. “Yakin bisa, enggak usah mikir bisa enggak ya, bisa enggak ya. Harus percaya bisa, supaya tidak nglokro,” nasihatnya.
Di penghujung anjangsana, Illien berpesan kepada seluruh alumni Fisipol UGM untuk terus bekerja sama menjalin hubungan dengan almamater, dan saling memberikan masukan serta pengalaman secara keilmuan demi Fisipol UGM yang lebih baik. (di)